My Dear Brother
My Dear Brother Sinopsis Drama Cina 2021
Sinopsis My Dear Brother ————
Title : My Dear Brother Sinopsis
Plot :
My Dear Brother Sinopsis dramanya berkisah tentang perjalanan lintas dimensi yang tak terduga.
Di dunia Xianxia, dunianya para pertapa sakti, dua pria muda tengah berduel dengan sengit.
Mereka adalah Xu Ping si Raja Iblis dan Hou Chi (Zhao Ying Bo) sang suksesor aliansi para dewa.
Masing-masing saling serang dengan mengerahkan kemampuan bertarung terbaik yang mereka miliki.
“Misiku adalah menjadi pemimpin ribuan dewa, dan melindungi seluruh mahluk”, seru Hou Chi seraya menghantam Raja Iblis dengan kekuatan halilintarnya.
Dengan tangkas Raja Iblis berkelit dari serangan Hou Chi, lalu pongah membalas,
“Yang benar saja! kau samasekali tak memiliki hati seorang pelindung, untuk apa kau bicara tentang melindungi seluruh mahluk! Jika kau begitu hebat, katakan, memangnya siapa yang pernah kau lindungi? Asalkan kau bisa menyebutkan satu saja maka hari ini kuanggap kau menang”
“Bagaimana denganmu, sebagai pemimpin sekte iblis pernahkah kau melindungi seseorang?”
“Tentu saja”, Raja Iblis menyeringai bangga, “Aku melindungi adikku. Adikku, adalah gadis termanis dan terbaik di seluruh dunia. Adikku merupakan hal terpenting dalam hidupku. Meskipun harus mempertaruhkan nyawa, aku akan tetap melindunginya. Sedangkan kau, selamanya tak akan paham dengan perasaan melindungi ini”
“Untuk apa aku memahami hal seperti itu?”, timpal Hou Chi terheran.
Raja Iblis mendengus sinis, “Kau tak mengerti apa itu niat melindungi, namun kau berkata hendak melindungi seluruh mahluk. Hou Chi, tak ada yang lebih palsu dibandingkan kau! Seorang yang tak berperasaan dan penuh omong kosong sepertimu tak pantas menjadi pimpinan para dewa”
Untuk sesaat ucapan Raja Iblis meresahkan Hou Chi, ia lengah, tak sempat menghindar ketika tiba-tiba Raja Iblis dengan telak menghujamkan sebilah belati ke dadanya.
“Aku akan membuatmu mengerti satu hal!”, seru raja iblis seraya mendorong lebih kuat tikamannya, “aku, hanya dengan satu adik saja mampu mengalahkanmu. Maka posisi pemimpin aliansi para dewa, sudah pasti akan jadi milikku”.
***
Di dunia modern, di ruang tunggu seleksi beasiswa, seorang gadis berusaha menantang rasa gugupnya.
Ia adalah Shi Xia (Wu Qian Ying), mahasiswi terbaik bidang ilmu Botani.
Entah sudah berapa puluh kali ia mengulang menghapal draft pidatonya, sebentar lagi gilirannya menghadap team juri, ia harus siap.
Tetapi tiba-tiba ponselnya berdering, berisik mengganggu konsetrasinya, mau tak mau Shi Xia menjawabnya,
“Apa kau bilang?!” Pekik Shi Xia pada seseorang di seberang telepon, “Kau tahu dimana Kakakku?!”
Bagi Shi Xia tak ada yang lebih penting dari kakaknya, bahkan beasiswanya sekalipun.
Kakaknya telah menghilang tanpa kabar sejak setahun yang lalu.
Selama ini Shi Xia tak pernah menyerah mencarinya. Jadi, ketika seseorang berkata mengetahui keberadaan kakaknya, ia segera berlari untuk menemuinya.
***
Di depan pavillionnya, Hou Chi duduk bersila di atas batu di tengah telaga. Memejamkan mata, berkonsentrasi memulihkan luka di dadanya.
Tetapi ia masih resah,
Adik. Apa itu adik?
Mengapa Raja Iblis begitu yakin, aku yang tanpa adik ini, tak akan bisa memiliki hati seorang pelindung.
Permukaan air telaga yang semula tenang perlahan mulai beriak-riak, Hou Chi menyadarinya dan melirik mengamati.
Aneh, sesuatu di dasar telaga menarik-narik ujung jubahnya. Tetapi belum sempat Hou Chi menerka apa yang sedang terjadi,
Splaashh… !!!
Tahu-tahu di hadapannya seseorang menyeruak muncul dari dalam air.
Hou Chi terkejut heran, tapi dengan tetap tenang ia bergeming menatap seseorang yang basah kuyup dan megap-megap menghirup udara itu.
Hou Chi perlahan menggerakan jemarinya, menyentuh wajah asing di hadapannya.
Seseorang itu balas menatap Hou Chi, lalu tiba-tiba ia menjerit, “Aaaakkkk..”
Hao Chi melompat ke tepi danau, dan langsung menghunuskan pedangnya tepat ke arah orang asing itu,
“siapa kau? Apa kau mata-mata sekte iblis? Bagaimana kau bisa menembus penghalang magis sekte Yuhua dan menerobos kemari?”
Shi Xia mengerjap-ngerjapkan mata, siuman dari pingsannya. Mengedarkan pandangannya pada tembok sempit dan tinggi yang mengelilinginya.
Dimana ini? siapa yang mengurungku di sini?
Mencoba mencerna apa yang sedang terjadi, Shi Xia ingat sebelumnya ia berlari mencari kakaknya, lalu menginjak genangan air yang anehnya ternyata sangat dalam.
Ketika berhasil mencapai permukaan ia melihat seorang pria tinggi dan tampan dengan kostum putih seperti dalam drama wuxia.
Pria itu mengancam dengan sebilah pedang, dan setelahnya ia tak ingat apa-apa lagi.
“Aku pasti sedang bermimpi” tebak Shi Xia yakin. Ia menengadah menatap salah satu jendela di atasnya, kemudian dengan yakin mulai bergerak memanjat.
Saat berhasil keluar dari jendela Shi Xia baru menyadari ternyata dirinya berada di sebuah menara.
“Ini pasti mimpi. Tak ada rasa sakit di dalam mimpi, aku akan baik-baik saja”, bisiknya meyakinkan diri, lalu dengan mengumpulkan segenap keberanian, Shi Xia nekad menjatuhkan dirinya.
Tapi sebelum tubuhnya menghantam daratan, sepasang lengan kokoh menangkap dan mendekapnya aman.
“Mata bersinar, gigi yang putih, rambut bagaikan sutera. Berdasarkan catatan dalam buku, seharusnya kau adalah apa yang disebut sebagai.. wanita” gumam Hou Chi mengamati Shi Xia yang masih meringkuk dalam dekapannya.
“Lepaskan aku!” Bentak Shi Xia galak.
“Siapa yang mengutusmu kemari?” Tanya Hou Chi, eksperinya datar tapi waspada.
“Tidak ada. Aku datang sendiri”
“Mustahil. Aku tak merasakan ada kekuatan apapun dalam dirimu, kau tak mungkin bisa membuka penghalang magis sekte Yuhua”, raut wajah Hou Chi datar namun tatapannya menyelidik.
“Hei, kau!” Shi Xia menghardik Hou Chi, tapi sedetik kemudian Shi Xia menyadari sesuatu dan mengabaikan Hou Chi, “tunggu dulu, ini tak benar, untuk apa aku begitu perhitungan dengan orang dalam mimpiku?”
Shi Xia menepuk-nepuk pipinya, kemudian memelototi Hou Chi, “aku tak percaya diriku bisa ditindas dalam mimpiku sendiri!” Lalu dengan mengepalkan tinju mungilnya Shi Xia menyerang Hou Chi.
Tentu bagi Hou Chi serangan semacam itu merupakan hal sepele. Tanpa berkedip ia menangkap begitu saja pergelangan tangan Shi Xia.
Shi Xia tersentak kaget, “mimpi ini, kenapa terasa sangat nyata?” Ia mulai panik dan kembali memelototi Hou Chi, “Katakan, siapa kau? Dan tempat apa ini?”
“Aku murid utama sekte Yuhua, namaku Hou Chi. Di sini merupakan tanah suci gunung Yuhua, tempatku berkultivasi dan melatih diri”
“Ternyata sungguh bukan mimpi” Shi Xia merasa tubuhnya langsung lemas.
“Wanita, katakan padaku, bagaimana cara kau menembus penghalang sekte?” Tanya Hao Chi dingin.
“Apa kau akan melepaskanku kalau aku mengatakannya?”
“Asalkan kau bukan mata-mata sekte iblis, aku tak akan mempersulitmu”
Shi Xia merengut, “Memang susah dipercaya, aku juga tak tahu bagaimana cara menjelaskannya, awalnya aku sedang mengikuti seleksi beasiswa nasional,
lalu seseorang meneleponku mengatakan tahu keberadaanku kakakku, maka sebagai seorang adik tentu aku langsung berlari mencari kakakku,
dan tahu-tahu aku berada disini. Penghalang apa? Aku samasekali tak mengerti.. aku..”
“Tunggu! Apa katamu tadi?” Sela Hou Chi.
“Apa?” Sahut Shi Xia bingung.
“Kau bilang, kau ini seorang.. Adik? Kau sungguh seorang.. Adik?”
“Iya, memangnya buat apa aku berbohong tentang hal itu. Untung saja aku yang datang kemari. Kalau kau yang datang ke duniaku, aku akan mengirimmu ke museum, ke kebun binatang, ke pusat penelitian, lalu kau akan dikelilingi orang-orang yang akan menelitimu, kau akan..”
Runtutan kalimat Shi Xia terhenti ketika tanpa diduga tiba-tiba jemari jenjang Hou Chi menggapai pipinya lalu mencubit-cubitnya dengan tatapan ingin tahu.
Apa yang seperti dia inikah yang dimaksud oleh Raja Iblis sebagai.. adik? Pikir Hao Chi penasaran.
“Heiii!” Pekik Shi Xia tersinggung, “Apa-apaan kau! Apa tak ada yang mengatur kalian, para kultivator...”
“Aku akan memberimu makan” sela Hou Chi lembut, “Kau ingin makan apa?”
Mendengar kalimat itu, perut Shi Xia serasa digelitik, menyadari perutnya memang kosong kelaparan.
Senyum Shi Xia merekah,
“Aku mau makan cheesecake, teh susu boba, pizza durian, ayam goreng korea, coklat, ice cream..” dan ocehannya terhenti di bawah tatapan bingung Hou Chi.
Shi Xia cemberut, “lupakan lah. Aku makan apa yang ada saja” sambungnya pasrah.
Shi Xia makan dengan lahap di tepi telaga, namun diam-diam ia tetap waspada mencari celah untuk kabur.
Jadi ketika kemudian ia melihat Hou Chi lengah darinya, Shi Xia tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melompat ke dalam telaga, menyelam ke dasarnya berharap menemukan jalan pulang ke dunia modern.
Tetapi malangnya di dasar telaga ia malah terkena hantaman magis yang membuatnya pingsan seketika.
Shi Xia tak menyadari Hou Chi juga telah turut melompat ke dalam telaga menyusulnya.
Saat siuman, Shi Xia mendapati Hao Chi duduk di tepi ranjang, mengawasinya.
“Kenapa aku masih di sini? Aku ingin pulaaaang..” rengek Shi Xia jengkel.
“Pulang? Kenapa? Mau melakukan apa?” Tanya Hao Chi.
“Tentu saja banyak. Aku ingin ke sekolah, bekerja part-time, bermain dengan handphone-ku, makan snack, dan.. ”
“Bertemu kakakmu?”
Mendengar pertanyaan itu, Shi Xia berubah muram, “iya. Tapi dia menghilang”
“Bukannya tugas kakak adalah melindungi adik?”
“Dulunya begitu” jawab Shi Xia lirih.
Hou Chi menatap Xi Chia dengan lembut, “Kau, tinggal lah di sini. Aku akan melindungimu”.
Shi Xia mengamati Hou Chi sembari berpikir,
Sepertinya tak mungkin bagiku keluar dari dunia sihir ini dengan mengandalkan kekuatanku sendiri.
Tapi orang itu, mungkin bisa.
Dia terlihat cukup tulus, tapi sepertinya tak terlalu pintar. Aku harus menemukan cara agar dia mau menggunakan sihirnya untuk memulangkanku kembali.
“Hai Dewa, kau sekian lama hidup sendirian pasti merasa bosan kan, ayo bermain permainan yang dilakukan oleh orang di duniaku, Permainan Gunting Batu kertas. Yang menang boleh meminta satu permintaan, dan yang kalah tak boleh menolak”
“Baik”, ujar Hao Chi tenang.
Shi Xia terkekeh dalam hati, ia paling jago permainan ini. Ia yakin pasti akan menang dengan mudah.
Nyatanya, setelah lima puluh tiga kemenangan Hao Chi di lima puluh tiga babak, Shi Xia terpaksa menyerah.
“Apa yg kau inginkan?” Tanya Shi Xia kesal.
“Aku hanya ingin tau bagaimana kakakmu melindungimu?”
Shi Xia terperangah keheranan, “kenapa begitu?”
“Aku ingin menjadi kakakmu. Dan kau menjadi adikku”
“Aku tak mau”
“Kenapa?”
“Aku sudah punya kakak sendiri”
“Lalu bagaimana cara agar aku bisa menjadi kakakmu?”
“Memangnya kenapa kau harus punya adik?”
“Untuk meningkatkan kemampuan ilmuku”
Shi Xia langsung mendelik serta menggerutu dalam hati,
Dasar. Dia malah ingin menjadikanku alat berlatihnya.
Hmm, Tapi mungkin ini satu-satunya cara agar aku juga bisa mempelajari sihir pembuka gerbang agar aku bisa pulang.
Shi Xia mengangguk pada Hao Chi, “Baiklah. Aku akan menjadi adikmu tapi syaratnya antarkan aku ke sekolah sihir”
“Itu tak mungkin. Tak pernah ada wanita di sekolah sihir”
Shi Xia meringis jahil, “tenang saja, aku akan menemukan cara”.
Dan petualangan Shi Xia di dunia Xianxia pun dimulai.
Komentar
Posting Komentar